empati

Jadilah manusia yang berempati tinggi, walau sulit, tetaplah berusaha...Karena itulah hal yag membuat kita tidak akan meremehkan orang lain...

Minggu, 20 Februari 2011

Aku rindu mereka

Entah pada siapa. Aku tak pernah bisa menceritakan dengan baik apa yang kurasakan. Mungkin itu sebabnya mengapa banyak orang yang tidak mengerti apa yang terjadi pada diriku.
Entah sampai kapan. Aku tak pernah bisa memberitahukan dengan benar apa yang kutau tentang diriku. Mungkin itu sebabnya mengapa banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana sebenarnya diriku.

Ah, aku sangat merindukan mereka.
Aku rindu ayah dan ibuku tempatku menceritakan apa saja yang kualami setiap harinya.
Aku rindu adik-adikku tempatku menghilangkan rasa jenuh dan stres yang kurasakan setiap harinya.
Mereka orang terlama yang pernah ada dalam hidupku.
Mereka yang selalu mengerti tentangku.

Aku tahu, aku orang yang mudah merasakan bosan, tapi kasih sayangku pada seseorang yang kusayangi dan kucintai tak akan pernah bosan kubagi dan kuberikan.

Dan kini, aku akan berjuang lillaahi ta'ala (seperti nasehat2 dari kedua orang tuaku), untuk membuat mereka tersenyum menatapku.

Rabu, 16 Februari 2011

Melupakan Mantan Kekasih

Heu..mungkin saya memang punya mantan orang-orang yang pernah saya sukai, bahkan mungkin saya sempat jatuh cinta padanya. Tapi yang pasti saya tidak punya mantan (kekasih). Mungkin bisa dibilang begitu, bisa juga tidak (lho?!)

Sebenarnya saat saya masih kelas 6 SD, saya pernah disukai oleh seseorang, yang saat itu proses yang terjadi di antara kami amat sangat sulit, ribet, aneh, lucu, indah, dan lain sebagainya. Intinya, kehidupan saya saat itu benar-benar dia yang jadi tokoh utamanya. Terutama dalam pikiran saya. Banyaknya hal yang terjadi, baik dan buruk, semua berkesan bagi saya (entah bagi dia). Tapi hal itu tidak menjadi beban berlarut-larut dalam kehidupan saya. Berbagai hal yang saya alami dengannya saya jadikan pelajaran hidup. Jujur, saya menemukan kedewasaan dalam diri saya saat itu. Karena sejak saat itu saya menjadi sangat dekat dengan kedua orang tua saya. Ya, saya remaja awal yang beruntung. Menemukan kedekatan dengan orang tua di saat orang-orang menyebut saya ABABIL (ABeGe Labil). Saya menemukan banyak bimbingan dari orang tua saya mengenai bagaimana cara saya menghadapi hidup dan apa saja makna yang ada dibaliknya. Alhamdulillaah :)

Tidak dapat dipungkiri, hal-hal yang saya alami bersamanya memang bukanlah hal negatif seperti yang dialami remaja-remaja kebanyakan saat itu dan saat ini. Saya dan dia masih sebatas cinta monyet. Karena saat itu dia hanya menunjukkan isi hatinya pada saya. Ah, kalau dipikir-pikir, semua hal itu seperti mimpi. Tidak nyata dalam pandangan saya saat ini. Walau hal itu ternyata benar-benar nyata. Tapi kalau ditanya oleh beberapa teman saya, apakah saya pernah punya pacar atau tidak, saya bingung menjawabnya. Karena saat itu kejadiannya memang benar-benar sulit dan aneh. Saya simpulkan, saya tidak pernah punya pacar. Setidaknya, kami memang tidak pernah melakukan apa yang orang-orang sebut dengan berpacaran. hehehe status 'in relationship' pun sebenarnya tidak ada. Lebih tepatnya, pengakuan mengenai status itu memang pernah diungkapkan, tapi sepertinya tidak terealisasikan. Dari hal itu saya pun yakin, saya dan dia tidak akan pernah mengakui episode masa lalu kami saat itu sampai kapanpun. Setidaknya itulah pemikiran saya saat ini. Karena saat ini kami masih berteman seperti yang lain. Teman biasa. Itu lebih menyenangkan. Karena tak perlu melibatkan perasaan yang 'sulit dan aneh' itu. hehehe

Tapi saat hal itu terjadi, jujur saja, saya pernah mengalami apa yang orang lain alami, yaitu mengenai 'melupakan' orang yang pernah ada di hati. Dulu saya sempat berpikir keras saat itu, mencari cara bagaimana caranya saya dapat melupakan sosok dia dari pikiran dan hati saya. Ya, upaya sulit inilah yang sering dilakukan oleh semua orang yang pernah merasakan seperti apa yang saya alami. Berbagai cara saya lakukan, namun ternyata Allah swt berkehendak lain. Banyak hal yang terjadi yang membuat saya terus teringat pada dia. Padahal saat itu dia sudah tidak ada dalam lingkungan sekitar saya, lebih tepatnya, sudah berpindah tempat tinggal ke tempat yang sangat jauh dan tak mungkin saya jangkau. Namun ada saja beberapa kejadian yang membuat saya teringat dengan dia. Mulai dari tuduhan dia yang mengatakan kalau saya pernah mengganggunya dengan miss-call (padahal nomor HP-nya saja saya tidak tahu), menerornya melalui HP teman semeja (Lha, ngapain?), dan kejadian aneh-aneh lainnya yang saya ketahui dari beberapa teman dekat saya. Intinya, banyak cerita yang menunjukkan bahwa dia amat sangat curiga saya telah melakukan banyak hal untuk membuat dia ingat pada saya (deuu..geer sekali orangnya). Padahal saat itu saya sedang dekat dengan orang lain, seorang teman (lebih tepatnya kakak kelas), yang dulu kami pernah berada dalam satu tim dalam sebuah perlombaan. Percaya atau tidak, saya sudah mengenal kakak kelas ini sejak dua tahun yang lalu, sebelum si geer-an ini pindah ke rumah pindahannya. Jadi, apa alasan saya untuk membuat dia geer kalau ternyata saya sudah mengenal yang lain? Memang hanya sekedar teman, tapi setidaknya hidup saya sudah tidak terfokus pada masa lalu saya.

Kembali pada cerita awal. Hmm..setelah saya berikir keras mengenai melupakan 'dia'. Saya akhirnya sampai pada kalimat yang membuat saya tidak lagi kesulitan saat saya mengalami hal itu, yaitu :
"Melupakan, itu adalah hal yang tidak mungkin, karena biar bagaimanapun hal-hal mengenai dia dalam hidupmu pasti akan selalu teringat. Yang terpenting adalah menghilangkan harapanmu dengan dia."

Yup! Secara tak sadar, hati pasti berharap akan kehadiran hatinya. Namun, bila hal itu sudah tidak mungkin lagi untuk didapatkan, buat apa harapan itu masih ada?

Yang pasti, saya sudah tidak lagi berharap akan hal itu, yang terjadi dalam masa lalu saya. Begitu pun ketika saya mencintai seseorang atau mungkin beberapa orang yang pernah ada dalam kehidupan saya. Karena setiap saya diuji untuk merasakan hal itu kembali, saya akan terus berusaha mengharap pada-Nya, agar janganlah hal itu hanyalah sebagai godaan setan belaka dalam hati saya. Saat ini, saya hanya ingin fokus pada hal-hal yang memang berada pada prioritas hidup saya. Keluarga, pendidikan, dan karier. Biarkan saya merasakan hal itu indah pada saatnya, benar pada waktunya, baik pada tempatnya. Nanti, di saat hari itu benar-benar datang dan tiba dalam kehidupan saya. 

Inspirasi : http://ruangpsikologi.com/mantan-kekasih-yang-sulit-dilupakan

Rabu, 08 Desember 2010

Ayo Dipilih..dipiliiih... ^.^

Suka sepatu keren? Ayo beli Black Master !! ^.^ 

Harga Murah! Cuma Rp. 185.000,-








 

Bila berminat, silahkan langsung comment di blog ini....
Terima kasih ^.^