Semua peristiwa yang pernah dilalui oleh setiap manusia kadang bisa serupa kejadiannya, tapi tak pernah sama "persis"
empati
Jadilah manusia yang berempati tinggi, walau sulit, tetaplah berusaha...Karena itulah hal yag membuat kita tidak akan meremehkan orang lain...
Rabu, 28 Oktober 2009
Kekuatan doa
ketika hati benar-benar 'shock' karena segala kejadian yang dialami
ketika jiwa sedikit terguncang karena ada ketidakseimbangan dalam hidup
ketika pikiran bekerja keras memikirkan hal yang membuat diri terpaku
spititual quotient dibutuhkan!!!!
doa.....doa....doa....
satukan hati dan pikiran.......
fokus hanya mengharap ridha Allah swt atas apa yang kita kerjakan
maka "Kekuatan Do'a" akan muncul di hadapanmu...
Allah Maha Melihat............
Allah Maha Mendengar............
Allah Maha Mengetahui..........
Allah Maha Pengasih............
Allah Maha Kuasa..............
dan salah satu sifat Allah yang amat sangat kita butuhkan...............
Allah Maha Penyayang.......
Kasih sayangNya luas..........
Tapi hanya hamba-hamba tertentu yang bisa menggapainya.............
SEMANGAT !!!!!
Selasa, 20 Oktober 2009
Dalam Kelengahan Ini
Ketika hati seenak jidat ingin mengisi jiwa ini dengan sekelumit kegembiraan...Ya, itulah tanda bahwa hati sedang resah, gundah gulana, dan pastinya tak menentu. Berbagai cara dicoba dalam rangka menggembirakan hati sendiri. Entah akan berhasil atau tidak, yang pasti aku sedang mencobanya..
Segala perencanaan dan jadwal yang dibuat sendiri maupun yang dibuat oleh orang lain untuk kulakukan, semua kujalani dengan semampu yang bisa kulakukan. Ya, semampunya. Mengingat kata semampunya, membuatku merasa diriku belum cukup mampu memaksimalkan potensiku dalam menjalankan berbagai kegiatan tersebut. Aku belum mampu melakukan hal yang maksimal hingga mendapatkan hasill yang memuaskan. Ya, aku belum puas. Aku belum puas dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah berlalu tersebut.
Menginga pengelaman terdahulu saat masih di bangku SD-SMA. dalam setiap kegiatan yang akan kujalani, dalam setiap tugas dan ujian yang wajib ditempuh, kadang ada yang kulakukan maksimal, kuabaikan, atau kulakuakan hanya dengan cara yang biasa-biasa saja. Walau sebenarnya, dalam setiap sebelum hal itu kulakuakan, aku selalu menyimpan niat untuk mendapatkan hasil setinggi-tingginya dan dengan dorongan motivasi yang kurajut agar mendorong kemampuanku semaksimal mungkin (bukan semaksimal kemampuanku saat itu). Setiap kegiatan itu selesai kulakukan, setiap hasil sudah didapatkan dan hasilnya tidak sesuai niat dan target, aku selalu terlihat lapang dada dalam menghadapinya. Walau hati memang menyimpan sedikit kekecewaan. Ya, hanya sedikit dan tidak menimbulkan efek negatif lainnya (melamun dalam jangka waktu lama, melupakan beberapa hal, tidak konsentrasi, pusing, malas, dan melakukan sesuatu tanpa perencanaan tertentu). Alhamdulillah bila ternyata hasil yang didapatkan adalah hal yang memang diniatkan, atau kadang hasil tersebut melebihi jauh di atas perkiraan terbaik. Hmm....langsunglah diriku ini merasa berbahagia sangat! Dengan senyum manis selalu terkembang, pikiran fokus tanpa gangguan stimulus negatif, semua hal terencana dengan baik, kebanggan memuncak, dan efek positif lainnya.
Namun, apa yang kualami saat ini adalah sudah bukan seperti yang kualami dulu. Mungkin karena proses pendewasaan yang semakin meningkat. Ujian hidup pun "terasa" sangat berat kujalani. Entah karena dulu aku masih tinggal bersama keluargaku, dan sekarang aku hanya hidup bersama teman-teman saja, atau memang karena kemampuanku yang semakin menurun karena tidak terlatih lagi????
Setiap masalah yang kuhadapi saat ini dirasakan seperti suatu hal yang sangat berat dan sulit kulupakan. Kalau dulu aku masih bisa tertawa dan tersenyum saat "ujian berat" itu muncul, kalau dulu aku masih bisa melakukan aktivitasku seperti biasanya tanpa hambatan buruk karena pikiran yang "dirasa" amat sangat kacau, kalau dulu aku tak perlu terlalu mudah kehilangan memoriku.......Saat ini tidak.
Entah mengapa, aku jadi orang yang cepat lupa. Tidak fokus pada hal yang penting, acuh pada hal tertentu yang seharusnya jadi perhatian utama, dan hal lainnya yang membuatku "merasa" kemampuanku beberapa dinyatakan "hilang".
Anggapan orang-orang yang baru masuk dalam kehidupanku saat ini pun sepertinya tak jau dari itu. Rabbi....inikah teguranmu agar aku terus memperbaiki diriku??
Sebenarnya aku ingin seperti dulu, walau memang dulu sempat ditegur oleh orang tua sendiri "Kamu kalo udah tau hasilnya seperti itu jangan cuek-cuek aja. Pikirin kek cara biar ga terulang lagi,"....
Laaaaaahhh.....itu memang caraku agar aku tidak terpuruk dalam kekecewaan yang "lebay". Untuk masalah dalam hal mengatasi hasil tersebut, tentunya aku juga memikirkannya. berpikir ulang apa yang menjadi faktor kesalahan dan berusaha agar tidak lagi terulang.
Entah mengapa sejak masuk kuliah, hal itu tak bisa kuulangi lagi. Aku justru sering sekali terpuruk dalam keadaan tersebut. Aku merasa putus asa dan tak lagi berpikir untuk memperbaikinya. Rabbi,..maafkan aku karena aku telah mendzalimi diriku sendiri....
Untuk hari ke depan!!!!
Jangan sampai hal-hal buruk terulang lagi!!!
Amiiinn..............
Minggu, 18 Oktober 2009
Amanah
dua minggu belakangan ini terasa punya beban berat yang menggunung...
tanggung jawab,,,amanah,,,kewajiban,,,tugas,,,titipan jabatan,,,dan serentet kata-kata lainnya yang hampir identik dengan beban hidup.
bahkan,,beberapa amanah jadi kurang maksimal dan terbengkalai karena jadwal yang bentrok..
aku memang ga menginginkan ini terjadi,,tapi Allah Swt sudah menentukan jalannya. Ya, manusia hanya bisa berencana, tapi hanya Allah yang menentukan bagaimana akhirnya.
tapi untuk amanah dua minggu ini benar-benar di luar dugaan. Dalam pandanganku,,aku telah gagal memikulnya. Aku telah salah dalam bertindak dan berinisiatif. Aku telah lalai dalam mengemban amanah ini. Bahkan aku tak merasa ini perjuangan. Aku tak merasa ini adalah pengorbananku untuk orang lain. Rabbi,,apakah aku salah dalam sudut pandangku???
Entah bagaimana pandangan orang lain padaku. terhadap apa yang mereka katakanpun aku tak yakin kalau mereka benar-benar jujur berkata seperti itu. Aku tak yakin pada apa yang mereka ungkapkan. Aku mengingkari ucapan mereka dalam hatiku. Rabbi,,apakah ini pertanda bahwa hatiku mulai menjadi sekeras batu???
dalam setiap peristiwa yang kualami, dalam setiap kejadian yang kujalani, dalam setiap milimeter pergerakan tubuhku, dalam setiap hembusan nafasku, dalam setiap 1 getaran amplitudo suara yang kuucapkan,,,,aku merasa aku belum melakukan yang terbaik untuk mereka. Aku merasa aku terlalu lemah untuk melakukan apa yang mereka amanahkan. Bahkan dengan menjadi hamba-Nya pun aku belum melakukan tugas yang maksimal.
Rabbi,, apakah ini suatu teguran dariMu untuk menyadarkanku betapa acuhnya aku? Betapa angkuhnya aku? Betapa kerasnya hatiku? Netapa dzalimnya aku dalam menyikapi amanahMu?
Betapa bodohnya dan lemahnya aku dalam memgemban semua amanah-amanah yang diberikan olehMu??
tanggung jawab,,,amanah,,,kewajiban,,,tugas,,,titipan jabatan,,,dan serentet kata-kata lainnya yang hampir identik dengan beban hidup.
bahkan,,beberapa amanah jadi kurang maksimal dan terbengkalai karena jadwal yang bentrok..
aku memang ga menginginkan ini terjadi,,tapi Allah Swt sudah menentukan jalannya. Ya, manusia hanya bisa berencana, tapi hanya Allah yang menentukan bagaimana akhirnya.
tapi untuk amanah dua minggu ini benar-benar di luar dugaan. Dalam pandanganku,,aku telah gagal memikulnya. Aku telah salah dalam bertindak dan berinisiatif. Aku telah lalai dalam mengemban amanah ini. Bahkan aku tak merasa ini perjuangan. Aku tak merasa ini adalah pengorbananku untuk orang lain. Rabbi,,apakah aku salah dalam sudut pandangku???
Entah bagaimana pandangan orang lain padaku. terhadap apa yang mereka katakanpun aku tak yakin kalau mereka benar-benar jujur berkata seperti itu. Aku tak yakin pada apa yang mereka ungkapkan. Aku mengingkari ucapan mereka dalam hatiku. Rabbi,,apakah ini pertanda bahwa hatiku mulai menjadi sekeras batu???
dalam setiap peristiwa yang kualami, dalam setiap kejadian yang kujalani, dalam setiap milimeter pergerakan tubuhku, dalam setiap hembusan nafasku, dalam setiap 1 getaran amplitudo suara yang kuucapkan,,,,aku merasa aku belum melakukan yang terbaik untuk mereka. Aku merasa aku terlalu lemah untuk melakukan apa yang mereka amanahkan. Bahkan dengan menjadi hamba-Nya pun aku belum melakukan tugas yang maksimal.
Rabbi,, apakah ini suatu teguran dariMu untuk menyadarkanku betapa acuhnya aku? Betapa angkuhnya aku? Betapa kerasnya hatiku? Netapa dzalimnya aku dalam menyikapi amanahMu?
Betapa bodohnya dan lemahnya aku dalam memgemban semua amanah-amanah yang diberikan olehMu??
Senin, 05 Oktober 2009
Diam
Aku melihatnya
dari kesembunyian yang sunyi
Aku perduli padanya
dalam keramaian yang tertutup
Dia,entah peka entah tidak
hanya tak acuh layaknya tak tahu
Diamlah
Diam
Dan,terjadi lagi
mungkin selamanya,
mungkin sesaat awal
dari kesembunyian yang sunyi
Aku perduli padanya
dalam keramaian yang tertutup
Dia,entah peka entah tidak
hanya tak acuh layaknya tak tahu
Diamlah
Diam
Dan,terjadi lagi
mungkin selamanya,
mungkin sesaat awal
Boleh aku berbohong?
tak seperti yang nyata
walau dirasa tak dijadikan benar adanya
Boleh aku bermain?
tak seperti yang diseriuskan keadaannya
walau teriris saat kejahilan dijadikan aib
Boleh aku berkhayal tinggi?
tak seperti lamunan para ilmuwan dan sufi
walau pikiran semrawut dan layu
Boleh aku berteriak semauku?
tak seperti wanita menjaga imagenya
walau halang rintang iman menggenggam
Boleh aku diam saja?
tak seperti biasa
walau ramai membujuk
tak seperti yang nyata
walau dirasa tak dijadikan benar adanya
Boleh aku bermain?
tak seperti yang diseriuskan keadaannya
walau teriris saat kejahilan dijadikan aib
Boleh aku berkhayal tinggi?
tak seperti lamunan para ilmuwan dan sufi
walau pikiran semrawut dan layu
Boleh aku berteriak semauku?
tak seperti wanita menjaga imagenya
walau halang rintang iman menggenggam
Boleh aku diam saja?
tak seperti biasa
walau ramai membujuk
"_______"
Berdusta
Berkhianat
Ingkar
Munafikkah
Saat sikap seperti itu
Kutunjukkan
Agar dijauhi
Walau luka belum pulih
Walau sebenarnya ingin
Walau tak sanggup
Walau ternyata
mungkin bukan untuk kugenggam
Walau nyatanya saling melengkapi
Walau kadang hati menolak
Walau selalu terpikir
Berkhianat
Ingkar
Munafikkah
Saat sikap seperti itu
Kutunjukkan
Agar dijauhi
Walau luka belum pulih
Walau sebenarnya ingin
Walau tak sanggup
Walau ternyata
mungkin bukan untuk kugenggam
Walau nyatanya saling melengkapi
Walau kadang hati menolak
Walau selalu terpikir
-ini dia-
semakin hari
semakin ada kesempatan
semakin tau
semakin pusing
semakin bingung
semakin gelisah
semakin kecewa
semakin tak mengerti
semakin sulit
semakin kesal
semakin sedih
haaaaahhh..
ga tau ah!!
lebih baik
"Syukuri apa yang ada..hidup adalah anugrah.." -d'massiv
nikmati hidup,sabar,syukuri,dan selalu perbaiki segalanya agar menjadi insan yang terbaik dalam pandangan Allah SWT..
semakin ada kesempatan
semakin tau
semakin pusing
semakin bingung
semakin gelisah
semakin kecewa
semakin tak mengerti
semakin sulit
semakin kesal
semakin sedih
haaaaahhh..
ga tau ah!!
lebih baik
"Syukuri apa yang ada..hidup adalah anugrah.." -d'massiv
nikmati hidup,sabar,syukuri,dan selalu perbaiki segalanya agar menjadi insan yang terbaik dalam pandangan Allah SWT..
Langganan:
Postingan (Atom)