empati

Jadilah manusia yang berempati tinggi, walau sulit, tetaplah berusaha...Karena itulah hal yag membuat kita tidak akan meremehkan orang lain...

Sabtu, 07 November 2009

Saya Sedang Belajar


Saat ini saya sedang dalam poses pembelajaran yang terencana. Mmm...pembelajaran yang hampir resmi ya tampaknya??

Saya sedang belajar untuk......




1. Saya belajar memakai rok. Walau masih saja sering menggunakan celana panjang, itu antara masih ada keinginan, faktor keribetan berjalan, dan sarana yang belum memadai. Saya masih tergiur memakai celana panjang karena simpel, ga ribet waktu jalan harus melangkah dan melompat cukup jauh, dan terlihat lebih santai dan fleksibel. Celana panjang yang saya pakai juga masih pilih-pilih modelnya. Ga asal celana panjang dengan model terbaru. Celana panjang yang saya punya tidak ada yang ketat alias nempel kulit. Habis, suka geli kalau lihat orang pakai celana model begitu. Saya pun tak mau dipandang geli oleh orang lain. Jadi, lebih baik ga punya kan ya??? Kalau dulu koleksi celana panjang Saya adalah semacam training, celana gunung, PDL, dan semacamnya. Sekarang beda lagi. Saya punyanya celana jeans yang warna dan bahannya masih mirip celana bahan biasa. Karena tuntutan peran. Beeuuu...peran?? Ya, peran sebagai mahasiswa. Kan ga lucu kalau mesti ngampus pake celana training atau celana gunung. (Betul kan? hehe...)

Seiring berjalannya waktu, Allah SWT memberikan Saya kesempatan untuk 'terpaksa' memakai rok. Saat ini memang masih konteks terpaksa, karena Saya masih belajar. Untuk selanjutnya? Semoga saja sudah jadi kebiasaan dan semakin nyaman menggunakannya. Amiin...
Ketika rutinitas kuliah tak sesibuk seperti rutinitas saat sekolah, Saya membutuhkan 'area' baru untuk mengisi waktu luang. Semester awal, hari libur diisi dengan pulang kampung dan jalan-jalan sekitar kota. Semester kedua, mulailah Saya magang organisasi. Hmm...saat ini Saya benar-benar pilah-pilih organisasi. Ga cukup visi dan misi yang menggiurkan, tapi Saya butuh visi dan misi yang membuat waktu yang Saya isi menjadi berkah. Akhirnya Saya memilih organisasi keislaman. Organisasi-organisasi semacam inilah yang membuat Saya kini 'terpaksa' memakai rok ketika ada pertemuannya. Rok panjang, Baju panjang lebar, jilbab terjulur, dan kaos kaki wajib. Tak cukup hanya di organisasi, mata kuliah pun kini berperan untuk menuntut saya berpakaian rapi ala karyawan perusahaan. Jadilah Saya harus menggunakan rok agar bagaimanapun keadaannya, rok akan selalu terlihat rapi dan menjadi patokan penilaian baik bagi kaum hawa. Jadilah Saya dalam momen-momen tertentu WAJIB memakai rok dan pasangan-pasangannya... (Alhamdulillah Saya diberikan sarana, waktu, dan kesempatan untuk belajar.)

Ngomong-ngomong soal sarana yang belum memadai, jujur saja, ini adalah hambatan terbesar saya untuk terus memakai rok. Jumlah rok yang saya punya memang hampir sama jumlahnya dengan jumlah celana panjang. Tapi.....model rok dan warnanya tak ada yang pantas untuk bermacam-macam baju. Hanya cukup berpasangan untuk satu baju saja. So, sekali pakai, lupakan saja untuk satu minggu berikutnya. Ada juga yang warnanya cukup netral, karena tanpa motif dan modelnya sederhana. Tapi....ga tau kenapa baru sekali pakai, ada aja yang bikin itu rok cepet kotor. waduuu...kan ga lucu ya kalo pakai rok kotor. Serasa habis main di sawah mannnaaaa gitu... Walhasil, celana panjang Saya lagi yang berperan untuk dipasangkan dengan model baju yang lainnya. Hmm...obsesi saat ini adalah,,,"Mencari rok polos dan simpel" hitam, putih, krem, coklat, biru, dll......



2. Saya belajar memaknai hidup. Dalam setiap helaan nafas, detak jantung, dan permilimeter gerakan, Saya sedang mencoba untuk memaknainya. Apa yang terjadi dalam kehidupan Saya, Saya sedang mencoba untuk terus menjadi seseorang yang tidak akan menyia-nyiakan waktu. Hmm...berat ya???
Kadang, ketika waktu sudah terisi terlalu banyak kegiatan, ketika fisik dan pikiran terasa lelah sekali, Saya mencoba untuk terus mengingat-ingat apa yang telah Saya lakukan, apa yang akan saya lakukan, dan dampak apa saja yang terjadi. Semua butuh proses panjang. Saya memang bukan manusia yang sempurna dan luput dari kesalahan dosa. Tapi Saya sedang belajar. Belajar untuk tidak mengulang ataupun melakukan kesalahan dan dosa yang sudah Saya pahami tidak boleh terjadi dan tidak boleh Saya lakukan dalam kehidupan Saya. WAKTU, kini menjadi hal terpenting yang selalu Saya ingat dan camkan dalam hati. Waktu kita di dunia tidak banyak, kesempatan yang kita punya tidak banyak, begitupun hal yang kita lakukan memang tidak banyak, tapi setidaknya kita bisa melakukan sedikit hal dan berdampak baik dengan luas dan terus-menerus. Itulah makna berkah yang saya pahami. Berkah memiliki peran penting dalam menjalani hidup kita agar kita tau bahwa hal sedikit yang kita lakukan tidak sia-sia.
Makna hidup tidak dicari dan ditemukan pada saat-saat tertentu saja. Makna hidup harus terus ada dan kita pikirkan setiap saat. Agar yang kita lakukan tidak sia-sia.



3. Saya sedang belajar untuk bisa bermanfaat bagi semua, belajar untuk ikhlas, sabar, ikhtiar keras, memotivasi diri sendiri dan orang lain, mengerti, memahami, dan peduli pada orang lain, memperbaiki diri, dan melakukan apapun hanya mengharap ridha-Nya. Yup..yup..yup...inilah belajar yang berat. Manusia sering bersikap sombong ataupun riya. Sebenarnya kalau ditilik baik-baik, dilihat dari ilmu kepribadian, rasa ini muncul karena adanya keinginan manusia dalam mengaktualisasikan dirinya. Menunjukkan dirinya pada orang lain. Membuat dirinya ingin tampak baik di hadapan orang lain, dan dalam rangka meningkatkan harga diri. Tapi, hati-hati....Kalau cara yang kita gunakan dalam mengaktualisasikan diri adalah perwujudan yang salah....Mmmm...maka siap-siaplah menerima teguran dari-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar