empati

Jadilah manusia yang berempati tinggi, walau sulit, tetaplah berusaha...Karena itulah hal yag membuat kita tidak akan meremehkan orang lain...

Senin, 01 Juni 2009

KARMA

Banyak orang mendefinisikan karma sebagai balasan setimpal yang diterimanya akibat perbuatannya sendiri. Percaya atau tidak, tergantung pada siapa yang bisa benar-benar memahami hakikat pasti dari pengertian karma tersebut. Yang pasti, siapa yang berbuat dialah yang harus menanggung akibatnya..


Ngomong-ngomong masalah karma, dulu aku pernah mengalami hal yang menarik terkait masalah ini. Sebenarnya entah karma atau bukan. Tapi yang pasti, kehendak Allah-lah yang berjalan.


Dulu pernah ada seseorang yang 'suka' padaku. Hal itu kuketahui sejak teman dekatnya memberitahukan hal itu padaku. Tapi sejak hal itu kuketahui, perjalanan hidupku tidak berjalan mulus begitu saja. Banyak hal yang menyenangkan juga mengecewakan yang kudapat. Bahkan bagiku, saat itu aku seperti melalui konflik yang cukup rumit karena bercampur dengan masalah pertemanan.


Ya, itulah masa-masa ujian berat yang harus kulalui. Berusaha sebisa mungkin agar tak ada satu orangpun yang tersakiti, tersinggung, maupun dikecewakan karena sikapku. Karena saat itu, aku sadar, tak mudah untuk merasakan hal yang sama juga seperti yang sudah 'ia' rasakan terhadapku. Tak semudah membalikkan telapak tangan yang sehat, tapi semua itu butuh proses yang rumit. Bahkan banyak hal yang membingungkan dan adanya 'orang-orang' penghalang yang menyulitkan bagiku. Orang-orang penghalang itu sebenarnya adalah orang-orang yang mungkin lebih layak dariku. Karena saat itu, mereka sudah terlebih dahulu merasakan 'hal' yang sama seperti yang 'cowok' itu rasakan. Tapi aku bukanlah Tuhan yang bisa menentukan segalanya. Allah swt telah berkehendak dengan segala Maha Kuasa-Nya. Akulah yang harus menghadapi 'cowok' ini. Tapi dia bukanlah orang yang mudah jujur padaku begitu saja. Ia lebih sering berkata jujur pada teman-temannya. Sedangkan aku, aku banyak dibohongi olehnya karena ada 'sesuatu' hal yang mungkin sulit dia ungkapkan. Padahal saat itu aku sedang berusaha untuk tidak mengecewakannya. Aku berusaha untuk menerima dan mencoba untuk memiliki juga 'rasa' itu. Aku juga berusaha untuk selalu percaya padanya.


Tapi apa daya, ternyata ia tidak memberikan feedback yang sesuai harapanku. Aku tahu, tanpa sengaja, tanpa bermaksud untuk menyakitiku, dia berbuat 'sesuatu' yang ternyata adalah bohong. Alasannya, adalah untuk menutupi 'sesuatu' yang ada di dalam hatinya dan agar tidak secara 'gamblang' tergambarkan perasaan sebenarnya padaku.


Akibatnya? Karena aku terlalu percaya pada ucapannya dan tidak terlalu memperdulikan perkataan orang lain yang sebenarnya mereka mengatakan yang sejujurnya padaku, dia justru malah berbalik marah padaku. Bertindak seolah-olah akulah yang telah mengecewakannya. Setelah melalui beberapa kejadian yang berbuntut masalah juga akhirnya kami menjadi musuh. Masuk 'kubu' yang berbeda dan berselisih antar kubu.

Bahkan, kalimat terakhir yang amat sangat mengecewakanku adalah,"emangnya gue mau 'jadi' sama dia? Dianya aja tuh yang kayak gitu. Gue tu pengen kayak abang gue dulu sampe sukse s baru ngurusin masalah kayak gitu,"


Nah lho??!! Seenaknya saja dia berkata seperti itu pada temanku yang saat itu menanyakan bagaimana hubungan kami saat ini. Padahal, yang kutahu saat itu adalah, aku bukanlah siapapun dalam kehidupannya. Mungkin aku juga hanya sebagai seorang 'teman' saja. Toh yang mengutarakan perasaan lebih dulu kan dia. Mengapa aku yang harus disalahkan??


Setelah itu kami saling jauh. Tak ada satupun momen yang bisa menjadikan aku berbaikan lagi dengannya. Bahkan saat itu sudah tak jelas sama sekali. Walaupun gosip tetap bertebaran sampai angkatan di atasku maupun angkatan di bawahku. Gosip bermunculan tanpa henti dan terus menyebar secara sembunyi-sembunyi padahal kami sendiri sudah tidak saling berkomunikasi. Semua hilang begitu saja. Semua berjalan tanpa harus di usahakan lagi oleh siapapun. Masalah itu menguap begitu saja beserta sakit hati yang sulit untuk disembuhkan. Dan semua yang telah terjadi saat itu sangat mempengaruhi kehidupanku sampai sekarang ini. Karena beberapa temanku masih saja membahas masalah ini sampai sekarang dan masih ada saja orang yang tidak terlalu kukenal tapi mereka tahu bagaimana kejadiannya saat itu.


Tiga tahun berlalu sejak ia mengakui 'rasa itu' dan memberitahukan pada teman-temannya. Tiga tahun berlalu setelah banyak kejadian-kejadian membingungkan tentang dirinya. Tiga tahun berlalu bersama cerita-cerita yang tak jelas tentang dirinya. Semua berjalan secara sendiri-sendiri…

Setelah tiga tahu itu pulalah yang membuat aku harus tidak akan bertemu lagi dengannya. Saat itu, sakit hati itupun belum sembuh, walau sedikit demi sedikit aku sudah melupakan 'rasa' yang pernah sesaat hinggap dan kemudian menguap karena kuhilangkan semua harapan itu.


Beberapa bulan sebelum aku tak lagi bertemu dengannya, aku bercerita pada guruku. Kuceritakan beberapa hal yang kualami dari awal sampai akhir. Sesaat kemudian, guruku mengatakan 'sesuatu' yang membuatku merasakan 'sesuatu' di hatiku.


"karena dia pernah berkata begitu sama kamu, suatu saat dia bakalan jadian sama seorang cewek, dan suatu saat cewek itu bakalan mutusin dia dan saat itulah dia dikalahkan telak oleh seorang cowok yang menyukai cewek itu,"


Bisa dibayangkan bagaimana rasanya mendengar hal itu setelah kita disakiti oleh orang itu?

Mmmmm...sampai saat ini aku masih tak berani untuk mengungkapkan bagaimana rasanya setelah mendengar hal itu. Mungkin orang lain juga bisa merasakan hal yang sama….


Kembali lagi ke masalah karma, percaya atau tidak, apa yang pernah dikatakan oleh guruku saat itu benar-benar terjadi padanya. Walaupun bukan aku sebagi perantara untuk membalas perbuatannya padaku, Allah tetap menunjukkan sedikit cerita tentang kejadian itu padaku. Aku memang tidak tahu persis bagaimana kejadiannya. Aku juga tidak tahu persis apakah benar 'dia' dikalahkan telak oleh 'cowok' itu. Tapi aku tahu siapa 'cewek' dan 'cowok' yang telah mengalahkannya dengan telak itu. Dan aku tahu beberapa hal yang terjadi sebelum hal itu dapat terjadi. Inikah karma itu? Benarkah runtutan kejadiannya persis seperti apa yang pernah dikatakan guruku? Bisakah dijelaskan bagaimana rasanya setelah aku mengetahui kalau hal itu benar terjadi?


Yang pasti saat ini, aku juga masih tak tahu harus merasa dan bersikap apa setelah itu. Karena aku terus berusaha untuk tidak terlalu memusingkan hal itu dan mencoba menjalani hal baru lagi tanpa harus mengurusi masalah di masa lalu.


Wallahualam bisshawab. Hanya Allah SWT Yang Maha Berkehendak untuk membalas segala perbuatan manusia. Karena itulah, berhati-hatilah dalam berpikir dan bertindak. Karena Allah SWT Maha Tahu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar